HUT RI ke-80 di Bunayya: Doa untuk Palestina dan Kehadiran “Sultan Hasanuddin”
- Diposting oleh : SMPIT Bunayya Pekanbaru
- pada tanggal : September 12, 2025
Pekanbaru – Pagi yang cerah pada Ahad, 17 Agustus 2025, menjadi saksi semangat nasionalisme yang hidup di lingkungan PAUD, SD, dan SMPIT Bunayya Pekanbaru. Sejak pukul 07.00 WIB, lapangan upacara SDIT Bunayya mulai dipadati oleh siswa, guru, dan karyawan Yayasan Insan Mulia Terampil yang bersiap mengikuti upacara peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia.
Suasana sempat sedikit riuh, tetapi cepat kembali tertib
saat suara tegas Aditya, koordinator lapangan, menggema memimpin peserta.
"Perhatian seluruhnya, Siaaap Grak!!" serunya. Dalam waktu lima
menit, barisan sudah rapi dan upacara pun segera dimulai.
Namun, ada hal yang membuat upacara kali ini begitu unik dan
berkesan. Ketua Yayasan Insan Mulia Terampil, Dody Armawan, tampil sebagai
inspektur upacara dengan mengenakan pakaian adat khas Raja Gowa, Sultan
Hasanuddin—lengkap dengan atribut kebesaran, menunggang kuda, dan dikawal
prajurit. Momen dramatis itu sontak memikat perhatian seluruh peserta.
Dalam amanatnya, Dody menjelaskan bahwa penampilannya itu
adalah bentuk pembelajaran kontekstual untuk memperkenalkan sosok pahlawan
nasional, Sultan Hasanuddin, kepada peserta didik dan seluruh civitas yayasan.
"Nama lengkap Sultan Hasanuddin adalah Muhammad Bakir I
Mallombasi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape yang digelar Ayam Jantan dari
Timur oleh Belanda," ucapnya lantang di hadapan peserta
Ia melanjutkan bahwa peringatan kemerdekaan adalah saat yang tepat untuk menanamkan nilai-nilai perjuangan. Dari sosok Sultan Hasanuddin, menurutnya, kita belajar tentang semangat melawan penjajahan, keteguhan dalam mempertahankan kedaulatan, dan integritas yang kokoh dalam menghadapi dominasi asing seperti VOC.
“Nilai-nilai seperti kejujuran, kesetiaan, dan keikhlasan
dalam berjuang sangat relevan kita tanamkan hari ini, apalagi ditopang filosofi
luhur dari budaya Bugis-Makassar seperti Siri' na Pacce dan Tellu Cappa,”
tambah Dody penuh semangat.
Namun momen yang paling menyentuh justru hadir di akhir
amanat. Dengan suara yang bergetar dan mata berkaca-kaca, Dody menyampaikan
kepedulian terhadap saudara-saudara di Palestina.
“Kita doakan juga
saudara kita di Palestina, khususnya di Gaza, semoga mereka dilindungi Allah
SWT dan segera mendapatkan kemerdekaan,” ujarnya dengan penuh harap, disambut
dengan diam penuh khidmat dari seluruh peserta
Setelah upacara selesai, suasana kembali meriah. Siswa
hingga guru tampak antusias berfoto bersama, bahkan ada yang bergiliran menaiki
kuda sang “Sultan Hasanuddin”. Acara dilanjutkan dengan pengumuman berbagai
lomba yang ditujukan untuk guru dan karyawan, menambah semarak hari kemerdekaan
di lingkungan Yayasan Insan Mulia Terampil.
Penulis: Tim Jurnalis SMPIT Bunayya Pekanbaru

