SMPIT Bunayya Pekanbaru
SMPIT Bunayya Pekanbaru
Online
Halo 👋
Ada yang bisa dibantu?

Guru Ambil Alih Lapangan! SMPIT Bunayya Rayakan Hari Guru dengan Cara Istimewa

Guru Ambil Alih Lapangan! SMPIT Bunayya Rayakan Hari Guru dengan Cara Istimewa

  • Diposting oleh : SMPIT Bunayya Pekanbaru
  • pada tanggal : November 25, 2025

Pagi itu, Senin, 24 November 2025, lapangan SMPIT Bunayya terasa berbeda dari biasanya. Udara yang sejuk dan matahari yang belum terlalu tinggi menciptakan suasana yang pas untuk sebuah peringatan istimewa: Hari Guru Nasional. Namun ada yang unik pada peringatan tahun ini. Tidak seperti upacara pada umumnya, seluruh petugas upacara justru berasal dari para guru sendiri.

Satu per satu, para siswa yang berkumpul sejak pukul 07.15 menyadari ada yang berbeda. Di depan barisan, berdiri para guru dengan peran yang tidak biasa mereka jalani sehari-hari. Jika biasanya guru tampil sebagai pembimbing, kali ini mereka yang menjalankan tugas-tugas upacara layaknya para siswa. Pemandangan itu memberi nuansa hangat, dekat, dan menginspirasi—seakan pesan tersirat bahwa guru bukan hanya mengajar, tetapi juga memberi teladan langsung di lapangan.

Ustaz Dabo Idawanro, yang dipercaya menjadi komandan upacara, tampil tegas dan berwibawa. Suara lantangnya memecah udara pagi, membuat suasana upacara terasa lebih hidup. Ustazah Aulia Suhada, sang MC, membuka jalannya upacara dengan suara berat dan penuh penghayatan, menandai dimulainya rangkaian peringatan Hari Guru yang berbeda dari biasanya.

Di sisi lain, Siti Shofiyah yang membacakan UUD, dan Lujeng Paramastuti yang menyampaikan kode etik guru, tampil penuh percaya diri. Doa yang dipimpin oleh Muliono mengalun khidmat, menambah ketenangan suasana pagi.

Sorotan siswa tertuju pada tim paskibra yang juga beranggotakan para guru: Ahmad Jadil Haq, Hejli Sandi Manik, dan Mahmud Fauzi HSB. Gerakan mereka yang tegap dan kompak memunculkan decak kagum. Ada kebanggaan tersendiri bagi siswa melihat para guru menjalani peran ini dengan totalitas.

Tak kalah menarik, pembawa Pancasila oleh Herfio Lesnanda serta kepemimpinan drijen oleh Rini Astikasari semakin memperkaya momen. Sementara itu, lantunan paduan suara dari para guru—Elvi Yurianti, Melinda Antoni Putri, Umi Salamah, dan Selvi Yohana—bersama siswi kelas 8 Ibnu Qurroh menghadirkan harmoni yang indah. Nada demi nada yang keluar terdengar bukan hanya sebagai lagu, tetapi ungkapan penghormatan untuk profesi guru yang penuh pengabdian.

Sebagai Pembina Upacara, Pengawas Sekolah, Ibu Yosi Sandra, S.Pd., memberikan amanat yang menyentuh dan sarat pesan. Dalam suaranya, tergambar kesungguhan bahwa Hari Guru tidak sekadar seremonial, tetapi momentum refleksi, baik bagi guru maupun siswa.

“Pemerintah menggaungkan tujuh kebiasaan anak Indonesia hebat: bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat. Anak-anak Ibu harus menjadikan ini sebagai kebiasaan agar tumbuh menjadi pribadi berkarakter,” ujarnya.

Beliau juga mengingatkan bahwa karakter itu tidak hanya dilihat dari rapor atau nilai, tetapi dari hal sederhana seperti sikap saat mengikuti upacara. “Apakah kalian mengikuti upacara ini dengan khidmat atau hanya sekadar hadir? Semua itu menunjukkan siapa diri kita.”

Amanat yang disampaikan Ibu Yosi terasa mengalir lembut namun berisi, membuat suasana semakin hening dan siswa menyimak baik-baik.

Menjelang akhir amanatnya, beliau mengucapkan selamat Hari Guru Nasional ke-80 bagi seluruh guru Indonesia, terutama guru-guru SMPIT Bunayya Pekanbaru. “Semoga semakin baik dan profesional dalam menjalankan profesi mulia ini,” tutupnya dengan senyum hangat.

Upacara hari itu bukan hanya rangkaian formal. Ia menjadi ruang perjumpaan emosional antara guru dan siswa—sebuah momen di mana siswa melihat guru mereka bukan hanya sebagai pendidik di kelas, tetapi juga sosok teladan yang siap mengambil peran apa pun demi memberi inspirasi.

Dan ketika upacara ditutup, tidak sedikit siswa yang tersenyum bangga. Hari Guru di SMPIT Bunayya bukan sekadar peringatan, tetapi pengalaman berkesan yang akan mereka ingat sebagai contoh bahwa menjadi guru berarti siap mengabdi, memimpin, dan memberi teladan kapan pun diperlukan.

 

Berbagi

Posting Komentar